Thursday, January 22, 2015

LAPORAN PRAKTIKUM KONSENTRASI SEL DARAH MERAH



LAPORAN PRAKTIKUM KONSENTRASI SEL DARAH MERAH
ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA


Disusun oleh :
Afifah Tri Listianingtias (1304015018)
Lilis Cholisah (1304015280)
Muzzamil Nur Hasan (1304015340)

JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH PROF.DR.HAMKA
FAKULTAS FARMASI DAN SAINS
JAKARTA 2014

BAB I
PENDAHULUAN
TUJUAN PRAKTIKUM
Ada pun diadakannya praktikum kali ini mengenai konsentrasi sel darah merah pada manusia dan hewan. Dalam hal ini hewan yang digunakan adalah ikan dan katak. Praktikum ini bertujuan agar preaktikan dapat memahami tentang konsentrasi sel darah merah dari manusia , ikan dan katak. Praktikan juga dapat memahami struktur dari masing-masing sel darah merah yang di praktikan. Praktikan juga dapat memahami beberapa factor yang dapat mempengaruhi sel darah merah dalam tubuh manusia , ikan dan katak.
Praktikan juga dapat memahami bagaimana cara melihat perbedaan konsentrasi masing-masing sel darah merah pada keadaan larutan yang berbeda-beda. Praktikan juga dapat membedakan jenis larutan apa saja yang dapat mempengaruhi konsentrasi dan struktur sel darah merah.









BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah.
Pada serangga, darah (atau lebih dikenal sebagai hemolimfe) tidak terlibat dalam peredaran oksigen. Oksigen pada serangga diedarkan melalui sistem trakea berupa saluran-saluran yang menyalurkan udara secara langsung ke jaringan tubuh. Darah serangga mengangkut zat ke jaringan tubuh dan menyingkirkan bahan sisa metabolisme.
Pada hewan lain, fungsi utama darah ialah mengangkut oksigen dari paru-paru atau insang ke jaringan tubuh. Dalam darah terkandung hemoglobin yang berfungsi sebagai pengikat oksigen. Pada sebagian hewan tak bertulang belakang atau invertebrata yang berukuran kecil, oksigen langsung meresap ke dalam plasma darah karena protein pembawa oksigennya terlarut secara bebas. Hemoglobin merupakan protein pengangkut oksigen paling efektif dan terdapat pada hewan-hewan bertulang belakang atau vertebrata. Hemosianin, yang berwarna biru, mengandung tembaga, dan digunakan oleh hewan crustaceae. Cumi-cumi menggunakan vanadium kromagen (berwarna hijau muda, biru, atau kuning oranye).
Darah manusia adalah cairan di dalam tubuh yangberfungsi untuk mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin juga diedarkan melalui darah.
Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
B. Konsentrasi
Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah, angka ini dinyatakan dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah merah yang dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah.
Korpuskula darah terdiri dari:
Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit akan menderita penyakit anemia.
Trombosit bertanggung jawab dalam proses pembekuan darah.

Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang yang kelebihan leukosit akan menderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan leukosit akan menderita penyakit leukopenia.
Susunan Darah. serum darah atau plasma terdiri atas:
  1. Air: 91,0%
  2. Protein: 8,0% (Albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen)
  3. Mineral: 0.9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor, , kalium dan zat besi,nitrogen, dll)
  4. Garam

Plasma darah pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung :-
Demikian juga dengan darah Hewan, juga mengandung:air, protein ((Albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen),mineral (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor, , kalium dan zat besi,nitrogen, dll).

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Alat dan Bahan
Alat yang diperlukan :
·                     Alat pengambil sampel darah untuk sampel darah manusia
·                     Cutter
·                     Mikroskop dan objek glass

Bahan yang diperlukan :
·                     Darah manusia dari relawan
·                     Darah ikan
·                     Darah katak

Prosedur  kerja :
1.      Siapkan alat-alat yang akan digunakan
2.      Siapkan sukarelawan yang akan diambil darahnya
3.      Teteskan darah manusia pada 4 objek glass berbeda lalu masing-masing ditetesi dengan larutan Nacl dengan konsentrasi 0.1% , 0.65% , 0.95% dan 2%
4.      Masing-masing objek diamati di bawah mikroskop
5.      Lakukan hal yang sama untuk darah ikan dan darah katak
6.      Ikan diambil darah dengan menyayat pada bagian dekat insang lalu ambil darahnya. Lakukan pengamatan
7.      Katak diambil darah dengan menyayat pada bagian paha katak lalu ambil darahnya. Lakukan pengamatan
8.      Catat hasilnya


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dan data pengamatan
SEL DARAH
NaCl 0.1%
NaCl 0.65%
NaCl 0.9%
NaCl 2%
Manusia
Hipotonis. Sel darah merah mengembang. Tidak ada inti sel , bentuk bulat beraturan.
Hipotonis. Bentuk bulat tidak beraturan, tidak ada inti sel. Dinding sel lebih tebal.
Isotonis. Bentuk normal yaitu bulat tidak beraturan tidak ada inti sel.
Hipertonis. Bentuk tidak beraturan dan mengkerut, tidak ada inti sel.
Ikan
Hipotonis.
Hipotonis. Bentuknya lebih kecil dari konsentrasi 0.1%
Isotonis. Bentuknya tetap atau bentuk normal.
Hipertonis. Sel darah merah tidak mengkerut.
Katak
Hipotonis. Sel darah merah membengkak.
Hipotonis. Sel darah merah membengkak.
Isotonis. Bentuk normal atau tetap.
Hipertonis. Sel darah merah mengkerut.

Pembahasan
A.    Struktur  sel darah
a.       Sel darah merah manusia
Merupakan sel yang paling banyak dibandingkan dengan 2 sel lainnya, dalam keadaan normal mencapai hampir separuh dari volume darah.
Sel darah merah mengandung hemoglobin, yang memungkinkan sel darah merah membawa oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh jaringan tubuh.
Oksigen dipakai untuk membentuk energi bagi sel-sel, dengan bahan limbah berupa karbon dioksida, yang akan diangkut oleh sel darah merah dari jaringan dan kembali ke paru-paru.
Sel darah merah pada manusia ukuranye lebih kecil, lebih bulat dan tidak memiliki inti sel, konsentrasi lebih pekat dan termasuk homoiterm.
Eritrosit pada mamalia tidak mempunyai inti dan pada manusia berbentuk cakram dengan garis tengah dengan bentuk bikonkaf menyebabkan eritrosit memiliki permukaan yang luas sehingga mempermudah pertukaran gas.
Fungsi utama eritrosit adalah membawa oksigen, dan sangat akan tidak efisien jika metabolisme eritrosit sendiri bersifat aerobik dam mengkonsumsi sebagian oksigen yang mereka bawa. Ukuran eritrosit yang kecil (berdiameter sekitar 12 µm) juga sesuai dengan fungsinya supaya dapat diangkut, oksigen harus berdifusi melewati membran plasma sel darah merah. Semakin kecil sel darah merah semakin besar pula total luas permukaan membran plasma dalam suatu volume darah.

 b) Sel darah katak & ikan
Sel darah pada katak mempunyai bentuk eritrosit yang lonjong dengan inti di tengahnya, konsentrasi sel darah lebih encer dan termasuk poikiloterm.
Pada katak peredaran darahnya cukup unik. Karena katak mempunyai 3 ruang jantung, yaitu: atrium kiri, atrium kanan, dan ventrikel. Darah vena dari seluruh tubuh mengalir masuk ke sinus venosus dan kemudian mengalir menuju ke atrium kanan. Dari atrium kanan darh darah mengalir ke ventrikel yang kemudian di pompa keluar melalui arteri pulmonalis → raru-paru → vena pulmonalis → atrium kiri. Lintasan peredaran darah ini disebut juga peredaran darah paru-paru. Selain peredaran darah paru-paru, katak juga mempunyai sistem peredaran darah sistemik yang peredarannya adalah dimulai dari ventrikel → conus arteriosus → aorta ventralis seluruh tubuh → sinus venosus → atrium kanan.
Pada ikan ruang jantung terdiri dari 2 ruang yaitu, satu atrium dan ventrikel. Antara atrium dan ventrikel terdapat katup yang berfungsi mengalirkan darah ke satu arah. Darah dari seluruh tubuh mengalir dari sinus venosus dan kemudian masuk ke atrium. Dari atrium darah mengalir ke ventrikel → conus arteriosus → aorta ventralis → insang → ke seluruh tubuh → vena cava → sinus venosus.

B.     KONSENTRASI SEL DARAH
Sel-sel darah aka membengkak dan pecah bila dimasukkan ke dalam larutan hipotonis dan akan mengkerut bila dimasukkan kedalam cairan hipertonis. Sedangkan dalam larutan isotonis sel-sel darah tidak mengalami perubahan apapun.
Pada larutan isotonis NaCl 0,9%, darah akan tetap stabil dan bentuk yang sama seperti biasa karna larutan isotonis mempunyai komposisi yang sama dengan cairan tubuh.
Pada larutan hipotonis 0,65%, sel darah akan membengkak, yang di sebabkan oleh turunnya tekanan osmotik plasma darah yang menyebabkan pecahnya dinding eritrosit, hal ini mnyebabkan amsuknya air secara osmosis melalui dinding yang semipermiabel sehingga sel darah membengkak.
Pada larutan hipertonis 2%, sel darah akan mengkerut. Kerutan yang terjadi pada darah ini dikarenakan NaCl dengan konsentrasi 1, 2 tergolong pekat. Tergolong pekat jika dibanding dengan cairan isi sel darah merah, sehingga menyebabkan air yang ada didalam sel darah merah akan banyak keluar dan akibatnya sel darah merah akan mengkerut.
Pada konsentrasi 1 % sel darah katak (eritrositnya) memang benar-benar sudah mengkerut dan sudah nampak agak mengecil, demiian juga halnya dengan eritrosit ikan. Pada manusia darah pada dengan diberi larutan NaCl dalam konsntrasi ini juga mengalami pengkerutan atau krenasi. Pada konsentrasi 0, 9% sel darah merah pada objek yang diamati secara umum normal, bentuknya bikonkaf.




C.  Perbedaan larutan hipotonis, isotonis & Hipertonis

·         Larutan Hipotonis
Larutan hipotonis memiliki konsentrasi larutan yang lebih rendah dibandingkan dengan larutan yang lain. Bahasa mudahnya, suatu larutan memiliki kadar garam yang lebih rendah dan yang lainnya lebih banyak. Jika ada larutan hipotonis yang dicampur dengan larutan yang lainnya maka akan terjadi perpindahan kompartemen larutan dari yang hipotonis ke larutan yang lainnya sampai mencapai keseimbangan konsentrasi. Contoh larutan hipotonis adalah setengah normal saline (1/2 NS). Turunnya titik beku kecil, yaitu tekanan osmosenya lebih rendah dari serum darah, sehingga menyebabkna air akan melintasi membrane sel darah merah yang semipermeabel memperbesar volume sel darah merah dan menyebabkan peningkatan tekanan dalam sel. Tekanan yang lebih besar menyebabkan pecahnya sel – sel darah merah. Peristiwa demikian disebut Hemolisa

·         Larutan Isotonis
suatu larutan konsentrasinya sama besar dengan konsentrasi dalam sel darah merah, sehingga tidak terjadi pertukaran cairan di antara keduanya, maka larutan dikatakan isotonis ( ekuivalen dengan larutan 0,9% NaCl ). Larutan isotonis mempunyai komposisi yang sama dengan cairan tubuh, dan mempunyai tekanan osmotik yang sama

·         Larutan Hipertonis
Turunn Larutan hipertonis memiliki konsentrasi larutan yang lebih tinggi dari larutan yang lainnya. Bahasa mudahnya, suatu larutan mengandung kadar garam yang lebih tinggi dibandingkan dengan larutan yang lainnya. Jika larutan hipertonis ini dicampurkan dengan larutan lainnya (atau dipisahkan dengan membran semipermeabel) maka akan terjadi perpindahan cairan menuju larutan hipertonis sampai terjadi keseimbangan konsentrasi larutan. Sebagai contoh, larutan dekstrosa 5% dalam normal saline memiliki sifat hipertonis karena konsentrasi larutan tersebut lebih tinggi dibandingkan konsentrasi larutan dalam darah pasien.
ya titik beku besar, yaitu tekanan osmosenya lebih tinggi dari serum darah, sehingga menyebabkan air keluar dari sel darah merah melintasi membran semipermeabel dan mengakibatkan terjadinya penciutan sel – sel darah merah. Peristiwa      demikian         disebu              Plasmolisa.
Bahan pembantu mengatur tonisitas adalah : NaCl, Glukosa, Sukrosa, KNO3 dan NaNO3

D. FUNGSI DARAH
Fungsi  Darah Pada Tubuh Manusia :
1. Alat pengangkut air dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
2. Alat pengangkut oksigen dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
3. Alat pengangkut sari makanan dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
4. Alat pengangkut hasil oksidasi untuk dibuang melalui alat ekskresi
5. Alat pengangkut getah hormon dari kelenjar buntu
6. Menjaga suhu temperatur tubuh
7. Mencegah infeksi dengan sel darah putih, antibodi dan sel darah beku
8. Mengatur keseimbangan asam basa tubuh, dll.

Hemoglobin dalam darah berfungsi untuk mengikat oksigen





BAB V
KESIMPULAN
Sel darah merah pada manusia ukuranye lebih kecil, lebih bulat dan tidak memiliki inti sel, konsentrasi lebih pekat dan termasuk homoiterm.

·         Sel darah pada katak mempunyai bentuk eritrosit yang lonjong dengan inti di tengahnya, konsentrasi sel darah lebih encer dan termasuk poikiloterm.

·         Pada ikan ruang jantung terdiri dari 2 ruang yaitu, satu atrium dan ventrikel.

·         Konsentrasi sel darah yaitu Sel-sel darah akan membengkak dan pecah bila dimasukkan ke dalam larutan hipotonis dan akan mengkerut bila dimasukkan kedalam cairan hipertonis. Sedangkan dalam larutan isotonis sel-sel darah tidak mengalami perubahan apapun.








DAFTAR PUSTAKA
ü  Drs. Kus Irianto . (2008). Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis . Jakarta : Yrama Widya

ü  Guyton and Hall. 2007. Fisiologi kedokteran. EGC : Jakarta.

ü  http://en.wikipedia.org, diakses pada tanggal 15 Mei 2014

ü  Pearce, E.,2004. Anatomi dan fisiologi manusia untuk paramedis. Gramedia pustaka utama.jakarta
































LAMPIRAN

Description: IMG-20140520-WA0001.jpgDescription: 1400598692977.jpgDescription: 1400598713372.jpgDescription: 1400598716807.jpg
Description: 1400598762756.jpgDescription: 1400598772250.jpgDescription: IMG-20140519-WA0000.jpgDescription: IMG-20140519-WA0001.jpg
Description: IMG-20140519-WA0005.jpgDescription: IMG-20140519-WA0006.jpgDescription: IMG-20140519-WA0007.jpgDescription: IMG-20140519-WA0008.jpg

1 comment:

  1. Semua berita yang ada di website anda sangat menarik perhatian untuk di simak, salam sehat. . . !! Semoga beritanya dapat bermanfaat! share ya gan, thanks nih!!

    ReplyDelete