Thursday, January 22, 2015

LAPORAN PRAKTIKUM TEKANAN DARAH MANUSIA



LAPORAN PRAKTIKUM TEKANAN DARAH MANUSIA
ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA


Disusun oleh :
Afifah Tri Listianingtias (1304015018)
Lilis Cholisah (1304015280)
Muzzamil Nur Hasan (1304015340)

JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH PROF.DR.HAMKA
FAKULTAS FARMASI DAN SAINS
JAKARTA 2014


BAB I
PENDAHULUAN
TUJUAN PRAKTIKUM
Ada pun diadakannya praktikum kali ini mengenai tekanan darah pada manusia. Tujuan dari praktikum ini agae para praktikan dapat memahani tentang apa itu tekanan darah pada manusia. Agar para praktikan dapat memahami bagaimana tekanan darah pada manusia. Agar para praktikan dapat memahami beberapa penggolongan tekanan darah pada manusia. Agar para praktikan dapat memahami alat apa yang digunakan untuk mengukur tekanan darah pada manusia. Agar para praktikan dapat memahami cara-caqra mengukur tekanan darah pada manusia. Dan juga agar para parktikan dapat menggunakan alat pengukur tekanan darah dan dapat mempraktekannya.







  
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Tekanan darah adalah gaya yang darah berikan terhadap dinding pembuluh darah. Selama sistol, gaya pada dinding pembuluh darah yang terbesar; sewaktu diastole, jatuh ke titik terendah. Pengukuran tekanan darah adalah rasio dari kedua tekanan.
Tekanan darah dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang pertama adalah curah jantung. Tekanan terhadap dinding arteri lebih besar sehingga volume aliran darah meningkat. Faktor kedua yang mempengaruhi tekanan darah resistensi perifer, atau resistensi terhadap aliran darah dalam arteri kecil dari tubuh (arteriol). Resistensi perifer dipengaruhi oleh visikositas (ketebalan) dari sel-sel darah dan jumlah plasma darah. Visikositas darah yang sangat tinggi menghasilkan tekanan darah tinggi. Selain itu, tekanan darah dipengaruhi oleh struktur dinding arteri. Jika dinding telah rusak, jika tersumbat oleh endapan limbah, atau jika telah kehilangan elastisitas, tekanan darah akan lebih tinggi. Tekanan darah tinggi, disebut hipertensi, yaitu akibat curah jantung terlalu tinggi atau resistensi perifer terlalu tinggi

B. Hubungan Antara Tekanan, Aliran, dan Resistensi
Aliran darah yang melalui pembuluh darah ditentukan oleh dua faktor :
1) Perbedaan tekanan darah di antara kedua ujung pembuluh, kadang-kadang juga disebut “gradien tekanan” di sepanjang pembuluh darah, yaitu daya yang mendorong darah melalui pembuluh.
2) Rintangan bagi aliran darah melalui pembuluh, yang disebut resistensi pembuluh darah.

C. Aliran darah
Secara sederhana, aliran darah berarti jumlah darah yang mengalir melalui suatu titik tertentu di sirkulasi dalam periode waktu terentu. Biasanya aliran darah dinyatakan dalam milimeter per menit atau liter per menit, tetapi dapat juga dinyatakan dalam milimeter per detik atau setiap satuan aliran lainnya.
Secara keseluruhan aliran darah pada sirkulasi total orang dewasa dalam keadaan istirahat adalah sekitar 5000 ml/menit. Aliran darah ini disebut curah jantung karena merupakan jumlah darah yang dipompa ke aorta oleh jantung setiap menitnya.

D. Pembuluh Darah

Keseluruhan sistem peredaran (sistem kardiovaskuler) terdiri dari arteri, arteriola, kapiler, venula dan vena. Arteri (kuat dan lentur) membawa darah dari jantung dan menanggung tekanan darah yang paling tinggi. Kelenturannya membantu mempertahankan tekanan darah di antara denyut jantung. Arteri yang lebih kecil dan arteriola memiliki dinding berotot yang menyesuaikan diameternya untuk meningkatkan atau menurunkan aliran darah ke daerah tertentu.
Kapiler merupakan pembuluh darah yang halus dan berdinding sangat tipis, yang berfungsi sebagai jembatan diantara arteri (membawa darah dari jantung) dan vena (membawa darah kembali ke jantung). Kapiler memungkinkan oksigen dan zat makanan berpindah dari darah ke dalam jaringan dan memungkinkan hasil metabolisme berpindah dari jaringan ke dalam darah.
Dari kapiler, darah mengalir ke dalam venula lalu ke dalam vena, yang akan membawa darah kembali ke jantung. Vena memiliki dinding yang tipis, tetapi biasanya diameternya lebih besar daripada arteri; sehingga vena mengangkut darah dalam volume yang sama tetapi dengan kecepatan yang lebih rendah dan tidak terlalu dibawah tekanan.

E. Tekanan Darah Arteri Normal
Tekanan darah dalam arteri brakialis pada orang muda dewasa pada posisi duduk istirahat duduk atau berbaring menedekati 120/70 mm Hg. Cukup kelihatan lebih rendah pada malam hari dan pada perempuan lebih rendah dibanding laki-laki. Karena tekanan arteri adalah hasil curah jantung dan tekanan perifer, dipengaruhi oleh kondisi yang mempengaruhi salah satu atau kedua faktor tersebut. Emosi misalnya meningkatkan curah jantung, dan mungkin sulit menentukan tekanan darah istirahat sebenarnya pada orang yang gelisah atau tegang. Secara umum, peningkatan curah jantung meningkatkan tekanan sistolik, sedangkan peningkatan tahanan perifer meningkatkan tekanan diastolik.
Terdapat kontroversi mengenai penentuan batas tekanan darah normal dan tinggi (hipertensi), terutama pada orang tua. Namun, bukti tampaknya sesuai dengan apa yang terlihat pada orang yang sehat mengenai kenaikan tekanan sistolik dan diastolik dengan peninkatan umur.
Penyebab penting dari peningkatan tekanan sistolik adalah penurunan distensibilitas arteri; pada tingkat yang sama dengan curah jantng, tekanan sistolik lebih tinggi pada orang tua dibandingkan orang muda karena peningkatan volume dari sistem arteri selama sistolik lebih sedikit untuk mengakomodasi jumlah darah yang sama.

F. Pusat Pengawasan dan Pengaturan Tekanan Darah

Pusat pengawasan dan pengaturan tekanan darah yaitu :
1.  Sistem saraf : terdiri atas pusat-pusat yang terdapat di batang otak misalnya pusat vasomotor dan di luar susunan saraf pusat misalnya baroreseptor dan sistematis.
2. Sistem humoral (kimia) : berlangsung lokal atau sistemik misalnya renin angiotensin, vasopresin, epinefrin, asetilkolin, serotinin, adenosine kalsium, magnesium, hidrogen, dan kalium.
3. Sistem hemodinamik : lebih banyak dipengaruhi oleh volume darah, susunan kapiler, serta perubahan tekanan osmotik dan hidrostatik bagian luar dan bagian dalam sistem vaskular.

G. Komposisi dan Fungsi Darah
Volume darah orang dewasa berkorelasi dengannya (bebas lemak) massa tubuh dan sebesar 4-4,5 L pada wanita dan 4,5-5 L pada laki-laki dari 70 kg BB. Fungsi darah termasuk pengangkutan berbagai molekul (O2, CO2, nutrisi, metabolit, vitamin, elektrolit, dll), panas (regulasi suhu tubuh) dan transmisi sinyal (hormon) sebagai serta sangga dan pertahanan kekebalan tubuh. Darah terdiri dari cairan plasma) elemen dibentuk yaitu sel darah merah transportasi O2 dan memainkan peran penting dalam regulasi pH. sel darah putih dapat dibagi menjadi neutrophilic, inti sel dan basophilic granulosit, monosit, dan limfosit.
Neutrofil berperan dalam kekebalan nonspesifik pertahanan, sedangkan monosit dan limfosit berpartisipasi dalam respons imun spesifik. Trombosit yang diperlukan untuk hemostasis. Hematokrit (Hct) adalah rasio volume sel darah merah untuk seluruh. Plasma adalah bagian cairan darah di yang elektrolit, nutrisi, metabolit, vitamin, hormon, gas, dan protein yang terlarut

H. Faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah dan Nadi
Faktor-faktor yang mempertahankan TD :
a) Kekuatan memompa jantung.
b) Banyaknya darah yg beredar.
c) Viskositas darah.
d) Elastisitas dinding pembuluh darah.
e) Tahanan tepi.

Faktor yang mempengaruhi denyut nadi :
a) Posisi : lebih cepat jika berdiri dibanding tiduran.
b) Umur : anak lebih cepat dari pada dewasa.
c) Jenis kelamin : pria lebih cepat dari pada wanita.
d) Exercise : exercise akan meningkatkan.
e) Emosi : emosi kuat akan meningkatkan pulse.

I. Jenis Kelainan dan Penyakit Sistem Transportasi Darah

Jenis kelainan dan penyakit sistem transportasi darah adalah sebagai berikut.
1. Anemia / Penyakit Kurang Darah Anemia adalah suatu kondisi di mana tubuh kita kekurangan darah akibat kurangnya kandungan hemoglobin dalam darah. Akibatnya tubuh akan kekurangan oksigen dan berasa lemas karena hemoglobin bertugas mengikat oksigen untuk disebarkan ke seluruh badan.
2. Hemofili / Penyakit Darah Sulit Beku Hemofilia adalah suatu penyakit atau kelainan pada darah yang sukar membeku jika terjadi luka. Hemofili merupakan penyakit turunan.
3. Hipertensi / Penyakit Darah Tinggi Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang diakibatkan oleh adanya penyempitan pembuluh darah dengan sistolis sekitar 140-200 mmHg serta tekanan diastolisis kurang lebih antara 90-110 mmHg.
4. Hipotensi / Penyakit Darah Rendah Hipotensi adalah tekanan darah rendah dengan tekanan sistolis di bawah 100 mmHg (milimeter Hydrargyrum / mili meter air raksa) (Hydrargyrum = air raksa).
5. Varises / Penyakit Otot Nimbul Varises adalah pelebaran pada pembuluh vena yang membuat pembuluh dasar membesar dan terlihat secara kasat mata yang umumnya terdapat pada bagian lipatan betis.
6. Penyakit Kuning Bayi Penyakit kuning pada anak bayi adalah kelainan akibat adanya gangguan kerusakan sel-sel darah oleh aglutinin sang ibu.
7. Sklerosis adalah penyakit kelainan pada pembuluh nadi sistem transportasi yang menjadi keras.
8. Miokarditis adalah suatu kelainan akibat terjadinya radang pada otot jantung.
9. Trombus / Embolus Trombus adalah kelainan yang terdapat pada jantung yang disebabkan oleh adanya gumpalan di dalam nadi tajuk.
10. Leukimia / Penyakit Kanker Darah Leukimia adalah penyakit yang mengakibatkan produksi sel darah putih tidak terkontrol pada sistem transportasi.

J. Klasifikasi
Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa menurut JNC VII
Kategori         Tekanan Darah Sistolik    Tekanan Darah Diastolik
Normal            < 120 mmHg                   (dan) < 80 mmHg
Pre-hipertensi  120-139 mmHg               (atau) 80-89 mmHg
Stadium 1        140-159 mmHg               (atau) 90-99 mmHg
Stadium 2         >= 160 mmHg                (atau) >= 100 mmHg
K. Jenis tekanan darah
1.      Tekanan darah tinggi
      Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi. Tekanan darah yang selalu tinggi adalah salah satu faktor risiko untuk stroke, serangan jantung, gagal jantung dan aneurisma arterial, dan merupakan penyebab utama gagal jantung kronis.
     
Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut.
Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.
      Dalam pasien dengan diabetes mellitus atau penyakit ginjal, penelitian telah menunjukkan bahwa tekanan darah di atas 130/80 mmHg harus dianggap sebagai faktor risiko dan sebaiknya diberikan perawatan.

Gejala
      Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
•    sakit kepala
•    kelelahan
•    mual
•    muntah
•    sesak napas
•    gelisah
•    pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.
 
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.


2.      Tekanan darah rendah
      Hipotensi atau yang biasa disebut tekanan darah rendah adah suatu keadaan dimana tekanan darah lebih rendah atau turun di bawah angka normal hingga 90/60 mmHg.

Penyebab darah rendah
•    Melemahnya otot jantung yang berakibat darah yang dipompa jantung lebih sedikit, sehingga tekanan daran menurun.
•    Terjadinya peradangan pada kantung yang mengelilingi jantung(pericardium) yang biasa dikenal sebagai pericadritis yang menyebabkan cairan menumpuk pada pericardium dan menekan jantung sehingga membatasi kemampuan jantung untuk memopa dan mengisi darah keseluruh tubuh.
•    Adanya beku darah dal pembuluh vena, dimana bekuan darah ini dapat menghalangi aliran darah kedalam bilik kiri dari paru-paru, dan akibatnya akan mengurangi darah di jantung untuk di pompa.
•    Bradycardia atau denyut jantungyang lambat dapat mengurangi darah yang di pompa oleh jantung. Angka detak jantung untuk seorang dewasa sehat adalah 100 dan 60 detak per menit. Hal ini berkaitan dengan heart rate, yaitu berapa kali denyut jantung dalam setiap menitnya. Semakin tinggi heart rate maka semakin tinggi tekanan darahnya.
•    Tegangan perifer atau tegangan kekakuan pembuluh darah. Kekakuan pembuluh darah akan berefek pada semakin tingginya tekanan darah.

Gejala tekanan darah rendah
•     Sering pusing dan keringat dingin
•    Mudah merasakan kantuk dan sering menguap
•    Mata sering terasa berkunang-kunang dan penglihatan kurang jelas terutama setelan duduk terlalu lama atau berjalan.
•    Mudah kelelahan dan tidak bertenaga bahkan sering mengalami pingsan

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Alat dan Bahan
Alat yang diperlukan :
·                     Alat pengukur tekanan darah biasa
·                     Alat pengukur tekanan darah dengan air raksa
·                     Stetoskop

Bahan yang diperlukan :
Tubuh manusia seorang sukarelawan yang akan diukur tekanan darahnya

Prosedur  kerja :
1.      Siapkan alat-alat yang akan digunakan
2.      Siapkan sukarelawan yang akan diukur tekanan darahnya
3.      Cari denyut nadi sukarelawan lalu pasangkan stetoskop pada denyut nadi yang telah ditemukan
4.      Pasangkan kain pembalut tiga jari diatas denyut nadi
5.      Lalu tekan bulp hingga denyut nadi tidak terasa/terdengar lagi
6.      Buka perlahan penutup bulp hingga denyut terasa/terdengar kembali dan perhatikan diangka berapa denyut kembali muncul
7.      Catat hasilnya
8.      Pengukuran dilakukan pada saat sukarelawan dalam keadaan duduk , berdiri dan berbaring
9.      Lalu sukarelawan diminta untuk melakukan sedikit olahraga , setelah itu ukur tekanan darahnya dengan cara yang sama
10.  Setelah itu sukrelawan diberi soal untuk dikerjakan agar sukarelawan berpikir , setelah itu ukur kembali tekanan darahnya
11.  Cata hasilnya

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dan data pengamatan
NO
NAMA MAHASISWA
TEKANAN DARAH
Berbaring
Berdiri
Duduk
P
A
P
A
P
A
1
Galih
90
110/90
90
130/110
80
120/80
2
Afrianti
80
100/80
90
110/90
80
90/80
3
Lilis
90
80/90
90
80/90
80
90/80
4
Noervita
100
120/80
100
120/80
100
120/80

NO
NAMA MAHASISWA
TEKANAN DARAH
Otot
Otak
P
A
P
A
1
Galih
100
140/100
110
150/110
2
Afrianti
100
120/80
90
110/90
3
Lilis
80
80/90
90
90/110

Pembahasan
1. Cara Palpasi
Cara palpasi hanya dapat menentukan tekanan diastole dimana pada percobaan ini tekanan diastole didapatkan berkisar antara 100 mmHg sampai 110 mmHg. Palpasi dilakukan sebelum melakukan auskultasi karena dari pengukuran palpasi kita akan mendapatkan nilai standar patokan untuk mengukur tekanan darah dengan cara auskultasi.
2. Cara Auskultasi
Cara auskultasi dilakukan untuk mendengar bunyi pada stetoskop dalm hal ini untuk menentukan tekanan darah orang coba dan didapatkan tekanan sistolle yang sama dengan cara palpasi yaitu 110/80 mmHg. Timbulnya bunyi pada pada pemeriksaan terutama disebabkan oleh semburan darah yang melewati pembuluh yang mengalami hambatan parsial. Semburan darah ini menimbulkan aliran turbulen di dalam pembuluh yang terletak di luar area manset, dan keadaan ini akan menimbulkan getaran yang terdengar melalui stetoskop yang dikenal dengan bunyi Korotkoff.
TEKANAN DARAH
1.   Pengaruh Perubahan Sikap
Pada percobaan ini didapatkan tekanan darah sukarelawan ketika baring dan berdiri 80/90mmHg dan meningkat ketika duduk menjadi 90/80 mmHg. Peningkatan ini menunjukkan bahwa posisi tubuh berpengaruh terhadap tekanan darah  karena mungkin dipengaruhi oleh beberapa factor misalnya kesalahan pengukuran atau kurangnya keakuratan alat. Peningkatan tekanan darah ini terjadi karena adanya gaya grafitasi yang memepengaruhi tekanan pompa jantung lain halnya pada saat berbaring letak estermitas atas dan bawah sejajar dengan jantung sehingga kecepatan aliran darah standar. Tapi bila dalam keadaan berdiri bagian ekstermitas atas dan kepala lebih tinggi dari jantung sehingga agar supaya darah dapat sampai ke tempat yang dituju dengan  pasokan yang sama dengan pada waktu berbaring, maka diperlukan tekanan pompa yang besar sehingga sehingga curah meningkat kemudian aliran balik vena meningkat dan sleanjutnya meningkatkan tekanan darah.


2.  Pengaruh Kerja Otot
Pada percobaan ini didapatkan tekanan darah sukarelawan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas adalah sama. Akan tetapi, secara fisiologis tekanan darah setelah melakukan aktivitas seharusnya meningkat. Hal ini mungkin disebabkan karena ketidakakuratan alat atau sukarelawan sering berolahraga sehingga tekakan darahnya tidak segera mengalami perubahan dibandingkan orang-orang yang tidak sering berolahraga. Ketika kita beraktivitas maka otot-otot akan saling berkontraksi. Dalam proses kontraksi, otot memerlukan suplai oksigen yang banyak untuk memenuhi kebutuhan akan energi. Darah sebagai media yang bertujuan untuk menyuplai O2 harus segera memenuhinya. Oleh karena itu, curah jantung akan ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan darah terseburt dan selanjutnya akan  meningkatkan aliran darah.
3.  Pengaruh Kerja Otak
Berpikir berpengaruh terhadap peningkatan tekanan darah. Hal ini dapat dilihat dari hasil percobaan dimana ketika berpikir tekanan darah orang coba meningkat dari 80/90 mmHg menjadi 90/110 mmHg. Peningkatan kerja otak membutuhkan nutrisi dan O2 yang banyak sehingga darah akan dipompa lebih banyak ke otak. Sehingga kardiak output akan ditingkatkan yang selanjutnya akan meningkatkan aliran balik vena dan meningkatkan tahanan perifer yang kemudian  menyebabkan tekanan darah meningkat. Selain itu letak otak berada diatas jantung sehingga dibutuhkan tekanan yang lebih kuat untuk mendorong darah ke otak.





BAB V
KESIMPULAN
1.      Cara-cara pengukuran tekanan darah arteri adalah dengan cara palpasi, auskultasi dan osilasi.

2.      Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah secra fisiologis adalah karena istirahat, perubahan sikap, kerja otot dan pengaruh berfikir, inspirasi dan ekspirasi yang kuat.

3.      Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara diantaranya yaitu jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya, arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, dan bertambahnya cairan dalam sirkulasi.




DAFTAR PUSTAKA
ü  Pearce, E.,2004. Anatomi dan fisiologi manusia untuk paramedis. Gramedia pustaka utama.jakarta

ü  Drs. Kus Irianto . (2008). Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis . Jakarta : Yrama Widya

ü  Guyton and Hall. 2007. Fisiologi kedokteran. EGC : Jakarta.

ü  http://en.wikipedia.org, diakses pada tanggal 20 April 2014


5 comments:

  1. tekanan darah juga di pengaruhi banyak hal seperti posisi tubuh, dll ya, bukan sekdar kelainan atau penyakit...

    ReplyDelete
  2. Terimakasih, postingan-nya sangat bagus sekali. Senang sekali berkunjung ke blog anda. saya bantu share ya gan? semoga dapat bermanfaat buat kita semua. Amin :D :D

    ReplyDelete