LAPORAN
PRAKTIKUM KONSENTRASI SEL DARAH MERAH
ANATOMI
DAN FISIOLOGI MANUSIA
Disusun
oleh :
Afifah
Tri Listianingtias (1304015018)
Lilis
Cholisah (1304015280)
Muzzamil
Nur Hasan (1304015340)
JURUSAN
FARMASI
UNIVERSITAS
MUHAMMDIYAH PROF.DR.HAMKA
FAKULTAS
FARMASI DAN SAINS
JAKARTA
2014
BAB
I
PENDAHULUAN
TUJUAN PRAKTIKUM
Ada pun diadakannya praktikum kali ini mengenai konsentrasi
sel darah merah pada manusia dan hewan. Dalam hal ini hewan yang digunakan
adalah ikan dan katak. Praktikum ini bertujuan agar preaktikan dapat memahami
tentang konsentrasi sel darah merah dari manusia , ikan dan katak. Praktikan
juga dapat memahami struktur dari masing-masing sel darah merah yang di
praktikan. Praktikan juga dapat memahami beberapa factor yang dapat
mempengaruhi sel darah merah dalam tubuh manusia , ikan dan katak.
Praktikan juga dapat memahami bagaimana cara melihat
perbedaan konsentrasi masing-masing sel darah merah pada keadaan larutan yang
berbeda-beda. Praktikan juga dapat membedakan jenis larutan apa saja yang dapat
mempengaruhi konsentrasi dan struktur sel darah merah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengertian
Darah
adalah cairan
yang terdapat pada semua makhluk hidup(kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang
berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh,
mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme,
dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah
medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato-
yang berasal dari bahasa Yunani haima
yang berarti darah.
Pada serangga,
darah (atau lebih dikenal sebagai hemolimfe) tidak terlibat dalam
peredaran oksigen.
Oksigen pada serangga diedarkan melalui sistem trakea berupa saluran-saluran
yang menyalurkan udara secara langsung ke jaringan tubuh. Darah serangga
mengangkut zat ke jaringan tubuh dan menyingkirkan bahan sisa metabolisme.
Pada hewan lain, fungsi utama darah ialah mengangkut oksigen dari paru-paru
atau insang ke
jaringan tubuh. Dalam darah terkandung hemoglobin
yang berfungsi sebagai pengikat oksigen. Pada sebagian hewan tak bertulang
belakang atau invertebrata yang berukuran kecil, oksigen langsung
meresap ke dalam plasma darah karena protein pembawa oksigennya terlarut secara
bebas. Hemoglobin merupakan protein pengangkut oksigen paling efektif dan
terdapat pada hewan-hewan bertulang belakang atau vertebrata.
Hemosianin, yang berwarna biru,
mengandung tembaga,
dan digunakan oleh hewan crustaceae. Cumi-cumi
menggunakan vanadium
kromagen (berwarna hijau muda, biru, atau kuning oranye).
Darah manusia adalah cairan di dalam tubuh yangberfungsi untuk
mengangkut oksigen
yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh. Darah juga menyuplai jaringan
tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme, dan mengandung
berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan tubuh dari
berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem
endokrin juga diedarkan melalui darah.
Darah manusia berwarna merah, antara merah terang apabila kaya
oksigen sampai merah tua apabila kekurangan oksigen. Warna merah pada darah
disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan (respiratory protein) yang mengandung besi dalam bentuk heme, yang merupakan
tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
B. Konsentrasi
Darah terdiri daripada beberapa
jenis korpuskula yang membentuk 45% bagian dari darah, angka ini dinyatakan
dalam nilai hermatokrit atau volume sel darah merah yang
dipadatkan yang berkisar antara 40 sampai 47. Bagian 55% yang lain berupa
cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah.
Korpuskula darah terdiri dari:
- Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).
Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai sel dari segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin
dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit
akan menderita penyakit anemia.
- Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%)
- Sel darah putih atau leukosit (0,2%)
Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk
memusnahkan benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal
virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang
tetap. Orang yang kelebihan leukosit akan menderita penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan
leukosit akan menderita penyakit leukopenia.
Susunan Darah. serum darah atau plasma terdiri
atas:
- Air: 91,0%
- Protein: 8,0% (Albumin, globulin, protrombin dan fibrinogen)
- Mineral: 0.9% (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor, , kalium dan zat besi,nitrogen, dll)
- Garam
- albumin
- bahan pembeku darah
- immunoglobin (antibodi)
- hormon
- berbagai jenis protein
- berbagai jenis garam
Demikian juga dengan darah Hewan,
juga mengandung:air, protein ((Albumin, globulin, protrombin dan
fibrinogen),mineral (natrium klorida, natrium bikarbonat, garam dari kalsium, fosfor, , kalium dan zat besi,nitrogen,
dll).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Alat
dan Bahan
Alat yang diperlukan :
·
Alat pengambil sampel darah untuk sampel darah manusia
·
Cutter
·
Mikroskop dan objek glass
Bahan
yang diperlukan :
·
Darah manusia dari relawan
·
Darah ikan
·
Darah katak
Prosedur kerja :
1. Siapkan alat-alat yang akan
digunakan
2. Siapkan sukarelawan yang akan diambil
darahnya
3. Teteskan darah manusia pada 4 objek
glass berbeda lalu masing-masing ditetesi dengan larutan Nacl dengan
konsentrasi 0.1% , 0.65% , 0.95% dan 2%
4. Masing-masing objek diamati di bawah
mikroskop
5. Lakukan hal yang sama untuk darah
ikan dan darah katak
6. Ikan diambil darah dengan menyayat
pada bagian dekat insang lalu ambil darahnya. Lakukan pengamatan
7. Katak diambil darah dengan menyayat
pada bagian paha katak lalu ambil darahnya. Lakukan pengamatan
8. Catat hasilnya
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Hasil dan data
pengamatan
SEL DARAH
|
NaCl 0.1%
|
NaCl 0.65%
|
NaCl 0.9%
|
NaCl 2%
|
Manusia
|
Hipotonis. Sel darah
merah mengembang. Tidak ada inti sel , bentuk bulat beraturan.
|
Hipotonis. Bentuk
bulat tidak beraturan, tidak ada inti sel. Dinding sel lebih tebal.
|
Isotonis. Bentuk
normal yaitu bulat tidak beraturan tidak ada inti sel.
|
Hipertonis. Bentuk
tidak beraturan dan mengkerut, tidak ada inti sel.
|
Ikan
|
Hipotonis.
|
Hipotonis. Bentuknya
lebih kecil dari konsentrasi 0.1%
|
Isotonis. Bentuknya
tetap atau bentuk normal.
|
Hipertonis. Sel darah
merah tidak mengkerut.
|
Katak
|
Hipotonis. Sel darah merah
membengkak.
|
Hipotonis. Sel darah
merah membengkak.
|
Isotonis. Bentuk
normal atau tetap.
|
Hipertonis. Sel darah
merah mengkerut.
|
Pembahasan
A. Struktur sel darah
a.
Sel darah
merah manusia
Merupakan sel yang paling banyak dibandingkan dengan 2 sel
lainnya, dalam keadaan normal mencapai hampir separuh dari volume darah.
Sel darah merah mengandung hemoglobin, yang memungkinkan sel darah merah membawa oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh jaringan tubuh.
Oksigen dipakai untuk membentuk energi bagi sel-sel, dengan bahan limbah berupa karbon dioksida, yang akan diangkut oleh sel darah merah dari jaringan dan kembali ke paru-paru.
Sel darah merah mengandung hemoglobin, yang memungkinkan sel darah merah membawa oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh jaringan tubuh.
Oksigen dipakai untuk membentuk energi bagi sel-sel, dengan bahan limbah berupa karbon dioksida, yang akan diangkut oleh sel darah merah dari jaringan dan kembali ke paru-paru.
Sel darah merah pada manusia ukuranye lebih kecil, lebih
bulat dan tidak memiliki inti sel, konsentrasi lebih pekat dan termasuk
homoiterm.
Eritrosit pada mamalia tidak mempunyai inti dan pada manusia
berbentuk cakram dengan garis tengah dengan bentuk bikonkaf menyebabkan
eritrosit memiliki permukaan yang luas sehingga mempermudah pertukaran gas.
Fungsi utama eritrosit adalah membawa oksigen, dan sangat
akan tidak efisien jika metabolisme eritrosit sendiri bersifat aerobik dam
mengkonsumsi sebagian oksigen yang mereka bawa. Ukuran eritrosit yang kecil
(berdiameter sekitar 12 µm) juga sesuai dengan fungsinya supaya dapat diangkut,
oksigen harus berdifusi melewati membran plasma sel darah merah. Semakin kecil
sel darah merah semakin besar pula total luas permukaan membran plasma dalam
suatu volume darah.
b)
Sel darah katak & ikan
Sel darah pada katak mempunyai bentuk eritrosit yang lonjong
dengan inti di tengahnya, konsentrasi sel darah lebih encer dan termasuk
poikiloterm.
Pada katak
peredaran darahnya cukup unik. Karena katak mempunyai 3 ruang jantung, yaitu:
atrium kiri, atrium kanan, dan ventrikel. Darah vena dari seluruh tubuh
mengalir masuk ke sinus venosus dan kemudian mengalir menuju ke atrium kanan.
Dari atrium kanan darh darah mengalir ke ventrikel yang kemudian di pompa
keluar melalui arteri pulmonalis → raru-paru → vena pulmonalis → atrium kiri.
Lintasan peredaran darah ini disebut juga peredaran darah paru-paru. Selain
peredaran darah paru-paru, katak juga mempunyai sistem peredaran darah sistemik
yang peredarannya adalah dimulai dari ventrikel → conus arteriosus → aorta
ventralis seluruh tubuh → sinus venosus → atrium kanan.
Pada
ikan ruang jantung terdiri dari 2 ruang yaitu, satu atrium dan ventrikel.
Antara atrium dan ventrikel terdapat katup yang berfungsi mengalirkan darah ke
satu arah. Darah dari seluruh tubuh mengalir dari sinus venosus dan kemudian
masuk ke atrium. Dari atrium darah mengalir ke ventrikel → conus arteriosus →
aorta ventralis → insang → ke seluruh tubuh → vena cava → sinus venosus.
B. KONSENTRASI SEL DARAH
Sel-sel darah aka membengkak dan pecah bila dimasukkan ke
dalam larutan hipotonis dan akan mengkerut bila dimasukkan kedalam cairan
hipertonis. Sedangkan dalam larutan isotonis sel-sel darah tidak mengalami
perubahan apapun.
Pada larutan isotonis NaCl 0,9%, darah akan tetap stabil dan
bentuk yang sama seperti biasa karna larutan isotonis mempunyai komposisi yang
sama dengan cairan tubuh.
Pada larutan hipotonis 0,65%, sel darah akan membengkak,
yang di sebabkan oleh turunnya tekanan osmotik plasma darah yang menyebabkan
pecahnya dinding eritrosit, hal ini mnyebabkan amsuknya air secara osmosis
melalui dinding yang semipermiabel sehingga sel darah membengkak.
Pada larutan hipertonis 2%, sel darah akan mengkerut.
Kerutan yang terjadi pada darah ini dikarenakan NaCl dengan konsentrasi 1, 2
tergolong pekat. Tergolong pekat jika dibanding dengan cairan isi sel darah
merah, sehingga menyebabkan air yang ada didalam sel darah merah akan banyak
keluar dan akibatnya sel darah merah akan mengkerut.
Pada
konsentrasi 1 % sel darah katak (eritrositnya) memang benar-benar sudah
mengkerut dan sudah nampak agak mengecil, demiian juga halnya dengan eritrosit
ikan. Pada manusia darah pada dengan diberi larutan NaCl dalam konsntrasi ini
juga mengalami pengkerutan atau krenasi. Pada konsentrasi 0, 9% sel darah merah
pada objek yang diamati secara umum normal, bentuknya bikonkaf.
C.
Perbedaan larutan hipotonis, isotonis & Hipertonis
·
Larutan
Hipotonis
Larutan
hipotonis memiliki konsentrasi larutan yang lebih rendah dibandingkan dengan
larutan yang lain. Bahasa mudahnya, suatu larutan memiliki kadar garam yang
lebih rendah dan yang lainnya lebih banyak. Jika ada larutan hipotonis yang
dicampur dengan larutan yang lainnya maka akan terjadi perpindahan kompartemen
larutan dari yang hipotonis ke larutan yang lainnya sampai mencapai
keseimbangan konsentrasi. Contoh larutan hipotonis adalah setengah normal
saline (1/2 NS).
Turunnya
titik beku kecil, yaitu tekanan osmosenya lebih rendah dari serum darah,
sehingga menyebabkna air akan melintasi membrane sel darah merah yang
semipermeabel memperbesar volume sel darah merah dan menyebabkan peningkatan
tekanan dalam sel. Tekanan yang lebih besar menyebabkan pecahnya sel – sel
darah merah. Peristiwa demikian disebut Hemolisa
·
Larutan
Isotonis
suatu larutan konsentrasinya sama
besar dengan konsentrasi dalam sel darah merah, sehingga tidak terjadi
pertukaran cairan di antara keduanya, maka larutan dikatakan isotonis (
ekuivalen dengan larutan 0,9% NaCl ). Larutan isotonis mempunyai komposisi yang
sama dengan cairan tubuh, dan mempunyai tekanan osmotik yang sama
·
Larutan
Hipertonis
Turunn Larutan
hipertonis memiliki konsentrasi larutan yang lebih tinggi dari larutan yang
lainnya. Bahasa mudahnya, suatu larutan mengandung kadar garam yang lebih
tinggi dibandingkan dengan larutan yang lainnya. Jika larutan hipertonis ini
dicampurkan dengan larutan lainnya (atau dipisahkan dengan membran
semipermeabel) maka akan terjadi perpindahan cairan menuju larutan hipertonis
sampai terjadi keseimbangan konsentrasi larutan. Sebagai contoh, larutan
dekstrosa 5% dalam normal saline memiliki sifat hipertonis karena konsentrasi
larutan tersebut lebih tinggi dibandingkan konsentrasi larutan dalam darah
pasien.
ya titik beku besar, yaitu tekanan
osmosenya lebih tinggi dari serum darah, sehingga menyebabkan air keluar dari
sel darah merah melintasi membran semipermeabel dan mengakibatkan terjadinya
penciutan sel – sel darah merah. Peristiwa
demikian
disebu
Plasmolisa.
Bahan pembantu mengatur tonisitas adalah : NaCl, Glukosa, Sukrosa, KNO3 dan NaNO3
Bahan pembantu mengatur tonisitas adalah : NaCl, Glukosa, Sukrosa, KNO3 dan NaNO3
D.
FUNGSI DARAH
Fungsi Darah Pada Tubuh
Manusia :
1. Alat pengangkut air dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
2. Alat pengangkut oksigen dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
3. Alat pengangkut sari makanan dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
4. Alat pengangkut hasil oksidasi untuk dibuang melalui alat ekskresi
5. Alat pengangkut getah hormon dari kelenjar buntu
6. Menjaga suhu temperatur tubuh
7. Mencegah infeksi dengan sel darah putih, antibodi dan sel darah beku
8. Mengatur keseimbangan asam basa tubuh, dll.
1. Alat pengangkut air dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
2. Alat pengangkut oksigen dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
3. Alat pengangkut sari makanan dan menyebarkannya ke seluruh tubuh
4. Alat pengangkut hasil oksidasi untuk dibuang melalui alat ekskresi
5. Alat pengangkut getah hormon dari kelenjar buntu
6. Menjaga suhu temperatur tubuh
7. Mencegah infeksi dengan sel darah putih, antibodi dan sel darah beku
8. Mengatur keseimbangan asam basa tubuh, dll.
Hemoglobin
dalam darah berfungsi untuk mengikat oksigen
BAB
V
KESIMPULAN
Sel darah merah pada manusia
ukuranye lebih kecil, lebih bulat dan tidak memiliki inti sel, konsentrasi
lebih pekat dan termasuk homoiterm.
·
Sel darah pada
katak mempunyai bentuk eritrosit yang lonjong dengan inti di tengahnya,
konsentrasi sel darah lebih encer dan termasuk poikiloterm.
·
Pada ikan
ruang jantung terdiri dari 2 ruang yaitu, satu atrium dan ventrikel.
·
Konsentrasi
sel darah yaitu Sel-sel darah akan membengkak dan pecah bila dimasukkan ke
dalam larutan hipotonis dan akan mengkerut bila dimasukkan kedalam cairan
hipertonis. Sedangkan dalam larutan isotonis sel-sel darah tidak mengalami
perubahan apapun.
DAFTAR PUSTAKA
ü Drs.
Kus Irianto . (2008). Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis .
Jakarta : Yrama Widya
ü Guyton
and Hall. 2007. Fisiologi kedokteran. EGC : Jakarta.
ü http://en.wikipedia.org,
diakses pada tanggal 15 Mei 2014
ü Pearce, E.,2004. Anatomi dan
fisiologi manusia untuk paramedis. Gramedia pustaka utama.jakarta
LAMPIRAN
Semua berita yang ada di website anda sangat menarik perhatian untuk di simak, salam sehat. . . !! Semoga beritanya dapat bermanfaat! share ya gan, thanks nih!!
ReplyDelete